Beberapa Gangguan Psikologi Akibat Teknologi

Beberapa Gangguan Psikologi Akibat Teknologi

Beberapa Gangguan Psikologi Akibat Teknologi


Perkembangan teknologi dan media sosial sekarang bisa dibilang sangat pesat. Banyak sekali manfaat yang kita rasakan dari hal tersebut. Sebutlah seperti kemudahan dalam berkomunikasi, kemajuan ekonomi secara global, interaksi sosial yang lebih luas, dan segala kemudahan lainnya. Namun, segala sesuatu yang berkembang pasti memiliki efek negatif, jika kita tidak bijak dalam memanfaatkan segala kemudahan itu.    Berikut beberapa gangguan psikologi akibat Teknologi:      1. Anti Sosial    Dalam ilmu kejiwaan, anti sosial disebut juga dengan schizoid, yang mana memiliki pengertian yang luas. Ciri yang paling menonjol dari pengidap ini adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah di lakukan. Namun, jika dikaitkan dengan pengaruh teknologi dan media sosial, dapat diartikan dengan gangguan kepribadian yang cenderung kepada menghindari hubungan dengan orang lain. Jika seseorang memiliki kecenderungan anti sosial, maka kecanduan terhadap media sosial dapat memperparah kondisi psikologisnya.Si penderita akan lebih sering berinteraksi di dunia maya dan kontak sosial dalam masyarakat akan semakin berkurang.Penderitanya akan lebih nyaman untuk menyendiri. Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan kesulitan dalam interaksi langsung, dan akan mengganggu kehidupan sosial mereka.      Dalam ilmu kejiwaan, anti sosial disebut juga dengan schizoid, yang mana memiliki pengertian yang luas. Ciri yang paling menonjol dari pengidap ini adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah di lakukan. Namun, jika dikaitkan dengan pengaruh teknologi dan media sosial, dapat diartikan dengan gangguan kepribadian yang cenderung kepada menghindari hubungan dengan orang lain. Jika seseorang memiliki kecenderungan anti sosial, maka kecanduan terhadap media sosial dapat memperparah kondisi psikologisnya.Si penderita akan lebih sering berinteraksi di dunia maya dan kontak sosial dalam masyarakat akan semakin berkurang.Penderitanya akan lebih nyaman untuk menyendiri. Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan kesulitan dalam interaksi langsung, dan akan mengganggu kehidupan sosial mereka.      2. Anoreksia dan Bulimia          Keduanya merupakan gangguan perilaku makan, tetapi memiliki perbedaan dalam gejalanya.gejala ini biasanya terjadi pada kaum perempuan didorong karena bagaimana melihat segala sesuatu yang terjadi pada penampilannya untuk menyenangkan orang lain. Jika bulimia lebih menginginkan bentuk tubuh yang normal, maka anoreksia justru lebih terobsesi pada bentuk tubuh yang terlalu kurus. Penderita bulimia cenderung memiliki bentuk tubuh lebih normal dibandingkan anoreksia. Hal itu dilakukan dengan cara makan sangat sedikit, atau makan banyak tapi kemudian memuntahkan kembali makanan itu. Maraknya body shaming di media sosial, bisa menjadi pemicu seseorang mengalami gangguan tersebut, karena seseorang akan cenderung terpengaruh pada komentar orang lain terhadap diri penderitanya.Sugesti terhadap bentuk tubuh ideal itulah yang menyebabkan seseorang terobsesi. Hal ini tentu bukan hanya tidak baik bagi psikologis, tetapi juga kesehatan fisik penderitanya.      3. Megalomania          Megalomania adalah obsesi yang berlebihan terhadap diri sendiri. Penderita gangguan ini merasa menjadi seseorang yang hebat dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Sebaliknya, mereka tidak mau dikritik atau dicela. Menghadapi pengidap megalomania memang harus ekstra hati-hati, Mereka memiliki ego tinggi, suka meremehkan orang lain, sombong, arogan, dan emosional.  Penderitanya sangat menginginkan rasa hormat dan pujian dari orang lain, dan cenderung meremehkan lingkungan sekitar. Media sosial dapat menjadi tempat bagi seseorang unjuk diri. Dan megalomania merupakan manifestasi ekstrem dari sindrom narsisme, yang bisa diperparah karena penggunaan media sosial yang berlebihan. Seseorang akan lebih terobsesi pada penilaian orang lain dan parahnya mereka bisa depresi, jika tidak mendapatkan penilaian yang mereka inginkan.  Gangguan ini sulit untuk disembuhkan Alasannya, pengidap megalomania sulit menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. Misalnya kalah dalam pertandingan, tak begitu saja diterimanya. Malah menuduh pihak lain yang bermain curang terhadap dirinya. Kalaupun tetap dianggap kalah, pengidap megalomania merasa dirinya dizalimi.      4. Nomophobia        Nomophobia merupakan singkatan dari No Mobilephone Phobia, adalah penyimpangan psikologi yang dipengaruhi oleh ketergantungan seseorang terhadap gadget. Penderitanya akan merasakan kecemasan yang berlebihan jika mereka terpisah dari gadget yang mereka miliki. Bahkan ia bisa merasa tidak nyaman saat kehabisan baterai, kuota, pulsa, atau berada di luar jaringan. Fenomena nomophobia pertama kali teridentifikasi pada 2008. Hal ini jelas merupakan pengaruh dari kemajuan teknologi.Bahaya dari nomophobia sendiri yaitu penderitanya akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan gadget, sehingga waktu sosial mereka akan tersita. Hal tersebut tentu mengganggu hubungan sosial dan juga waktu produktif penderitanya      5. Gaming Disorder        Kecanduan bermain game disebut dengan gaming disorder. Gangguan ini memiliki gejala utama, yaitu memprioritaskan bermain game di atas aktivitas lainnya. Sama seperti perilaku kecanduan lainnya, gaming disorder dapat memberikan efek negatif terhadap hubungan dengan keluarga, pekerjaan, maupun pendidikan.Biasanya, gangguan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan intensitas sering. Efek negatif yang bisa dialami oleh pecandu gim yaitu kesehatan fisik yang terganggu dan juga kehilangan waktu untuk interaksi sosial.Ada beberapa kasus kematian yang disebabkan karena terlalu lama bermain gim. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh pembekuan darah, maupun kurang gizi karena sering terlambat makan, dan juga kelelahan.        Perlu direnungi, bijak dan cerdas dalam menggunakan teknologi dan media sosial serta tidak berlebihan, akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan kita. Pengaruh positif maupun negatifnya, semua kembali pada diri kita masing-masing.


Beberapa Gangguan Psikologi Akibat Teknologi - Perkembangan teknologi dan media sosial sekarang bisa dibilang sangat pesat. Banyak sekali manfaat yang kita rasakan dari hal tersebut. Sebutlah seperti kemudahan dalam berkomunikasi, kemajuan ekonomi secara global, interaksi sosial yang lebih luas, dan segala kemudahan lainnya. Namun, segala sesuatu yang berkembang pasti memiliki efek negatif, jika kita tidak bijak dalam memanfaatkan segala kemudahan itu.

Beberapa Gangguan Psikologi Akibat Teknologi


Berikut beberapa gangguan psikologi akibat Teknologi:


1. Anti Sosial

Dalam ilmu kejiwaan, anti sosial disebut juga dengan schizoid, yang mana memiliki pengertian yang luas. Ciri yang paling menonjol dari pengidap ini adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah di lakukan. Namun, jika dikaitkan dengan pengaruh teknologi dan media sosial, dapat diartikan dengan gangguan kepribadian yang cenderung kepada menghindari hubungan dengan orang lain. Jika seseorang memiliki kecenderungan anti sosial, maka kecanduan terhadap media sosial dapat memperparah kondisi psikologisnya.Si penderita akan lebih sering berinteraksi di dunia maya dan kontak sosial dalam masyarakat akan semakin berkurang.Penderitanya akan lebih nyaman untuk menyendiri. Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan kesulitan dalam interaksi langsung, dan akan mengganggu kehidupan sosial mereka.



Dalam ilmu kejiwaan, anti sosial disebut juga dengan schizoid, yang mana memiliki pengertian yang luas. Ciri yang paling menonjol dari pengidap ini adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah di lakukan. Namun, jika dikaitkan dengan pengaruh teknologi dan media sosial, dapat diartikan dengan gangguan kepribadian yang cenderung kepada menghindari hubungan dengan orang lain. Jika seseorang memiliki kecenderungan anti sosial, maka kecanduan terhadap media sosial dapat memperparah kondisi psikologisnya.Si penderita akan lebih sering berinteraksi di dunia maya dan kontak sosial dalam masyarakat akan semakin berkurang.Penderitanya akan lebih nyaman untuk menyendiri. Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan kesulitan dalam interaksi langsung, dan akan mengganggu kehidupan sosial mereka.


2. Anoreksia dan Bulimia




Keduanya merupakan gangguan perilaku makan, tetapi memiliki perbedaan dalam gejalanya.gejala ini biasanya terjadi pada kaum perempuan didorong karena bagaimana melihat segala sesuatu yang terjadi pada penampilannya untuk menyenangkan orang lain. Jika bulimia lebih menginginkan bentuk tubuh yang normal, maka anoreksia justru lebih terobsesi pada bentuk tubuh yang terlalu kurus. Penderita bulimia cenderung memiliki bentuk tubuh lebih normal dibandingkan anoreksia. Hal itu dilakukan dengan cara makan sangat sedikit, atau makan banyak tapi kemudian memuntahkan kembali makanan itu. Maraknya body shaming di media sosial, bisa menjadi pemicu seseorang mengalami gangguan tersebut, karena seseorang akan cenderung terpengaruh pada komentar orang lain terhadap diri penderitanya.Sugesti terhadap bentuk tubuh ideal itulah yang menyebabkan seseorang terobsesi. Hal ini tentu bukan hanya tidak baik bagi psikologis, tetapi juga kesehatan fisik penderitanya.


3. Megalomania




Megalomania adalah obsesi yang berlebihan terhadap diri sendiri. Penderita gangguan ini merasa menjadi seseorang yang hebat dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Sebaliknya, mereka tidak mau dikritik atau dicela. Menghadapi pengidap megalomania memang harus ekstra hati-hati, Mereka memiliki ego tinggi, suka meremehkan orang lain, sombong, arogan, dan emosional.
Penderitanya sangat menginginkan rasa hormat dan pujian dari orang lain, dan cenderung meremehkan lingkungan sekitar. Media sosial dapat menjadi tempat bagi seseorang unjuk diri. Dan megalomania merupakan manifestasi ekstrem dari sindrom narsisme, yang bisa diperparah karena penggunaan media sosial yang berlebihan. Seseorang akan lebih terobsesi pada penilaian orang lain dan parahnya mereka bisa depresi, jika tidak mendapatkan penilaian yang mereka inginkan.
Gangguan ini sulit untuk disembuhkan Alasannya, pengidap megalomania sulit menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. Misalnya kalah dalam pertandingan, tak begitu saja diterimanya. Malah menuduh pihak lain yang bermain curang terhadap dirinya. Kalaupun tetap dianggap kalah, pengidap megalomania merasa dirinya dizalimi.


4. Nomophobia



Nomophobia merupakan singkatan dari No Mobilephone Phobia, adalah penyimpangan psikologi yang dipengaruhi oleh ketergantungan seseorang terhadap gadget. Penderitanya akan merasakan kecemasan yang berlebihan jika mereka terpisah dari gadget yang mereka miliki. Bahkan ia bisa merasa tidak nyaman saat kehabisan baterai, kuota, pulsa, atau berada di luar jaringan. Fenomena nomophobia pertama kali teridentifikasi pada 2008. Hal ini jelas merupakan pengaruh dari kemajuan teknologi.Bahaya dari nomophobia sendiri yaitu penderitanya akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan gadget, sehingga waktu sosial mereka akan tersita. Hal tersebut tentu mengganggu hubungan sosial dan juga waktu produktif penderitanya


5. Gaming Disorder



Kecanduan bermain game disebut dengan gaming disorder. Gangguan ini memiliki gejala utama, yaitu memprioritaskan bermain game di atas aktivitas lainnya. Sama seperti perilaku kecanduan lainnya, gaming disorder dapat memberikan efek negatif terhadap hubungan dengan keluarga, pekerjaan, maupun pendidikan.Biasanya, gangguan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan intensitas sering. Efek negatif yang bisa dialami oleh pecandu gim yaitu kesehatan fisik yang terganggu dan juga kehilangan waktu untuk interaksi sosial.Ada beberapa kasus kematian yang disebabkan karena terlalu lama bermain gim. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh pembekuan darah, maupun kurang gizi karena sering terlambat makan, dan juga kelelahan.



Perlu direnungi, bijak dan cerdas dalam menggunakan teknologi dan media sosial serta tidak berlebihan, akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan kita. Pengaruh positif maupun negatifnya, semua kembali pada diri kita masing-masing.

loading...
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Advertiser