Sesungguhnya, yang perlu seseorang diwaspadai adalah mati yang hakiki, yaitu matinya hati pada seseorang yang masih hidup.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahullah berkata "Perubahan hati terjadi sesuai dengan hal-hal yang menguasai seseorang, dan perkara yang paling banyak menyebabkan berubahnya hati menuju kerusakan adalah cinta dunia."
Namun, masih adakah jalan keluar bagi hati yang mati untuk kembali hidup di jalan Allah? Tentu, Allah tak pernah bosan menunggu hambaNya untuk bertaubat.
Inilah cara untuk menghidupkan hati yang mati yaitu
- Bertaubat kepada Allah dan menggantungkan hidup pada Nya. Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, dan sebaik-baiknya nya manusia adalah yang paling sering bertaubat. Jika berbuat dosa, maka taubat dan bersungguh-sungguh meninggalkannya tanpa mengulanginya lagi, maka itulah jalan terbaik.
- Tinggalkan hal yang tak bermanfaat dan fokuslah dengan hal-hal yg bermanfaat untuk akhirat. Banyak sekali hal yang kurang bermanfaat bagi kita namun masih sering kita kerjakan, contohnya membuang-buang waktu pada perkara yang tidak perlu, kita selalu tertipu dengan banyaknya waktu luang dan lebih banyak menghabiskannya untuk urusan yang tidak ada artinya.
- Selalu mendahulukan akhirat ketimbang dunia dalam hal apapun dan perkara apapun, entah itu pekerjaan atau pun berkehidupan sosial.
- Selalu mengingat Allah dan tidak bosan beribadah kepada Nya: tiap masa semangat pasti ada futurnya, namun sefutur apapun cobalah untuk terus mengingat Allah dan janji-janyaNya kepada orang-orang yang taat.
- Selalu berdzikir kepada Allah: salah satu pahala terbesar adalah orang yg selalu mengingat dan berdzikir kepada Allah dimana pun ia berada, apapagi ketika dia bersendirian. Maka ingatlah, Allah sangat menyayangi orang-orang yang berdzikir mengingatNya.
Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita Aamiin
loading...