Fenomena alam langit merah terjadi disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari oleh partikel yang mengapung di udara dan berukuran kecil (aerosol). Diameter aerosol dari polutan yang panjangnya sama dengan panjang gelombang sinar tampak (visible) matahari menyebabkan fenomena hamburan Mie (Mie scattering).
Fenomena alam langit merah disebabkan kabut asap yang terlalu tinggi. Kabut asap bisa ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memenuhi atmosfir dan menghalangi sinar matahari.
Partikel debu dan karbon monoksida yang terbawa angin bisa memicu gangguan pernapasan, asma, hingga penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Gejalanya adalah batuk, pilek, dan demam hingga radang pada paru-paru. Buruknya kualitas udara yang ditimbulkan oleh kabut asap karhutla juga memperburuk kondisi masyarakat yang sudah memiliki riwayat penyakit asma. Mereka akan merasa sesak napas dan asmanya kambuh.
Sementara itu, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) ditandai dengan batuk kronis berkepanjangan, batuk berdahak, dan peningkatan infeksi pernapasan. Penderita juga akan merasakan sesak napas ketika beraktivitas, dada sakit, kelelahan, hingga demam ringan. Jika penderita mulai kesulitan mengatur napas atau berbicara, bibir berubah berwarna biru, atau kehilangan kesadaran maka penderita harus segera mendapat pertolongan medis.